“Integrasi ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap memenuhi kebutuhan industri sawit sekaligus mendorong produksi kelapa sawit yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujar Arief dalam keterangannya, Rabu, 16 Juli 2025.
Lanjut dia, Sekolah Teknik Menengah Perkebunan Sawit sebagai usulan dari Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia merupakan program pendidikan dirancang untuk menggabungkan teknologi terkini dan praktik terbaik dalam budidaya, pengolahan, dan pengelolaan minyak sawit. Ini mencakup topik-topik seperti metode pertanian berkelanjutan, teknik pemanenan yang efisien, dan pengolahan minyak sawit dan produk sampingannya yang bernilai tambah
“Para siswa Sekolah Menengah Teknik Perkebunan Sawit akan mengikuti program pendidikan di sekolah dan program magang dan pelatihan praktis di perkebunan kelapa sawit, pabrik pengolahan, dan fasilitas penelitian. Pengalaman langsung ini memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan teoretis dan mengembangkan keterampilan praktis,” jelasnya.
Menurut Arief, integrasi ini dapat menghasilkan tenaga kerja yang lebih terampil dan berpengetahuan, peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam industri minyak sawit, serta fokus yang lebih besar pada produksi minyak sawit yang berkelanjutan serta bertanggung jawab. Ke depan hal ini bisa menjadikan industri sawit sebagai Industri utama di Indonesia yang akan menunjang pembangunan dan perekonomian Nasional
“Industri Sawit yang berkelanjutan sangat penting terus dikembangkan apalagi Industri migas Indonesia menghadapi tantangan ganda, penurunan produksi dan transisi energi global dan Indonesia sudah menjadi negara importir minyak dan gas yang membebani fiskal (keuangan negara). Karena pemerintah harus mengeluarkan anggaran besar untuk membiayai impor tersebut belum lagi korupsi impor tata kelola minyak mentah yang membebani perekonomian nasional dan rakyat selama ini,” beber dia.
Selain itu, masih kata Arief, Presiden Prabowo ingin mengembangkan dan menambah penanaman kelapa sawit di Indonesia dengan mengatakan Prabowo tak perlu takut dianggap melakukan deforestasi karena menanam sawit. Dia kemudian meminta pemerintah daerah dan aparat TNI-Polri untuk menjaga kebun-kebun sawit.
“Prabowo harus melakukan perubahan fungsi kawasan hutan jangan hanya hutan produksi, konservasi dan hutan lindung. Prabowo harus menjadikan kawasan hutan dengan fungsi hutan tanaman pangan dan energi terbarukan yang berkelanjutan, sehingga Eropa tidak membatasi impor produk terkait kelapa sawit Indonesia,” tandasnya. 



